Batammoranews.com, Senin 23 Juni 2025

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Batam โ€” Kasus kekerasan terhadap seorang Asisten Rumah Tangga (ART) di Batam, Kepulauan Riau, mengundang keprihatinan mendalam. Intan (20), korban kekerasan, mengaku disiksa secara tidak manusiawi oleh majikannya di sebuah rumah mewah kawasan Sukajadi, Batam.

Tak hanya mengalami kekerasan fisik, Intan dipaksa makan kotoran anjing dan minum air dari septiktank. Peristiwa mengenaskan ini terungkap setelah komunitas Flobamora menerima laporan warga dan melakukan penggerebekan pada Minggu, 22 Juni 2025.

Saat ditemukan, Intan dalam kondisi sangat lemah, tubuhnya penuh luka, dan langsung dilarikan ke RS Elisabeth Batam untuk mendapatkan perawatan intensif.

โ€œKondisinya sangat memprihatinkan. Wajahnya bengkak, tubuhnya penuh luka. Bahkan sempat harus menjalani transfusi darah karena kekurangan gizi dan darah,โ€ ujar perwakilan keluarga, Chrisanctus Paschalis Saturnus atau Romo Paschal, Senin (23/6/2025).

Menurut Romo Paschal, Intan telah bekerja selama setahun di rumah tersebut setelah direkrut secara informal oleh pamannya. Selama bekerja, ia kerap dihina dengan sebutan kasar dan mengalami kekerasan secara rutin, terutama dalam dua bulan terakhir.

โ€œKorban tidak pernah dipanggil dengan namanya. Dia dipanggil dengan sebutan-sebutan binatang, dan setiap malam hampir selalu ada kekerasan,โ€ tambah Romo Paschal.

Lebih memilukan, sang majikan juga memaksa saudari korban yang tinggal bersama mereka untuk ikut menyiksa Intan, dengan alasan tekanan dan ancaman.

Tak hanya mengalami kekerasan fisik dan psikis, Intan juga diduga menjadi korban eksploitasi ekonomi. Gajinya dipotong untuk membayar listrik, kebutuhan sembako, hingga biaya perawatan anjing peliharaan yang sakit. Jika Intan mengeluh atau menolak, ia diancam akan dipenjarakan atau dikenai denda jika ingin berhenti bekerja.

“Karena sudah tidak tahan, Intan akhirnya meminjam ponsel tetangga untuk mengirimkan foto kondisi dirinya ke kampung halaman,” jelas Romo Paschal.

Laporan tersebut ditindaklanjuti oleh komunitas dan pihak keluarga, hingga akhirnya kasus ini terungkap. Saat ini Intan masih menjalani perawatan medis. Dokter menemukan sejumlah luka lama dan baru serta gangguan pada bagian perut yang masih dalam pemeriksaan.

Tanggapan Aktivis Sosial

Menanggapi kasus ini, aktivis sosial Batam, Ali Muis, mengecam keras tindakan pelaku dan mendesak aparat hukum untuk bertindak tegas.

“Apapun alasannya, ini tidak bisa ditolerir. Kami meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas dan memberikan hukuman seberat-beratnya agar ada efek jera dan menjadi pelajaran bagi majikan lain agar tidak semena-mena. Atas nama kemanusiaan, kami akan bergerak jika hal ini tidak ditangani secara serius. Korban ini manusia, bukan hewan,” tegas Ali Muis.

Masyarakat berharap aparat kepolisian dan instansi terkait segera bertindak cepat dan adil demi keadilan bagi korban serta pencegahan kasus serupa di masa depan.

_________AMB________

Redaksi Batammoranews.com